Ridha Fadhly
2 min readSep 29, 2022

jakarta lagi

tahun dua ribu dua puluh dua keadaan dunia mulai membaik dari wabah hidup mulai kembali normal semua orang bisa beraktifikas seperti biasa diluar.

oiya akhir maret tahun ini w kembali bekerja di jakarta karena diterima bekerja di kantor yang sama ketika covid mulai menyebar di indonesia
setelah satu tahun lebih bekerja dan menetap di bima.

meninggalkan bima ketika semua yang w butuhkan pada saat itu terpenuhi baik dari sisi pekerjaan maupun kehidupan diluar pekerjaan begitu menyenangkan.

setelah setahun lebih tinggal di bima saya ke jakarta kembali bekerja di perusahaan awal covid-19 menyebar di jakarta. dua puluh empat maret dua ribu dua puluh dua sampai di soetta dengan perasaan hangat yang w bawa dari bima.

berjalan pelan keluar dari bandara mencari area smoking room sejenak berhenti menghela napas sambil menghirup polusi udara dan mengabarkan ibu di rumah dan teman-teman di bima.

berjalan pelan menuju pool damri dan selang beberapa menit damri datang w bergegas naik mencari tempat duduk. perjalanan menuju kosan kepala w riuh dengan berbagai pertanyaan yang saling berdesakkan ingin mendapat jawaban secepat laju mobil di jala tol.

pertanyaan pertama muncul bagaimana cara lu menyesuaikan diri hidup di jakarta? keseharian yang akan lu jalani di jakarta begitu kontras bedanya denganbima.

bagaiamana lu bertahan dan langkah yang lu lakukan untuk membunuh waktu
dari berisiknya jakarta
dari segala keterburu-buruan
dari segala polusi udaranya
dari bau dan banjirnya
bingung dan kesepian hal itulah yang gw rasakan beberapa bulan tinggal di jakarta.

pulang kerja bingung gaada tujuan atau hal yang bisa dilakukan di kosan karena sebelumnya gw sudah tahu mau ngapain dan kemana setelah pulang kerja di bima.

kesepian karena gaada teman dan kalau mau ketemu teman harus bikin janji dulu untuk ketemu karena jakarta kota yang sibuk dan butuh waktu lebih untuk ke suatu tempat sedangkan di bima kemana pun w mau duduk sudah ada teman.

Untuk beberapa waktu w ditemanin kolega untuk melewati hari-hari di jakarta. Setelah kolege menumukan jalannya masing-masing kembali seperti awal datang ke jakarta tahun dua ribu tiga belas.

jakarta banyak berubah dari segi tata ruang,transportasi, pembangun dan banyak wajah-wajah baru dari jakarta.

jakarta tetaplah jakarta dengan kota yang gapernah selesai dengan dirinya sendiri

kota dengan keterburu-buruan,
kota dengan bising klason kendaraan
kota penuh gedung tinggi
kota yang polusi udara semakin parah

kota yang dengan kemacetan parah
kota yang tiap tahun orang datang untuk mewujudkan mimpi.
kota dengan segala banyak wajah dan kota yang tiap orang memiliki ceritanya masing dalam banyak ha

Ridha Fadhly
Ridha Fadhly

Written by Ridha Fadhly

0 Followers

sumatera barat - kadang menulis kadang tidak

No responses yet